Sabtu, 31 Juli 2010

Keperawatan Dasar Manusia

ASPEK SPIRITUAL, BUDAYA & ETNIK
DALAM
KEPERAWATAN TRANSKULTURAL

Oleh : YUSIKO


PENDAHULUAN
KONSEP KEPERAWATAN
Manusia yg bersifat Bio-Psiko-Sos-Spiritual
Tindakan kepw. yg Komprehensif dan Holistik
Konfigurasi ilmu kesehatan & seni merawat
(Ilmu humanistik, philosofi perawatan, praktik klinik keperawatan dan ilmu sosial)

BUDAYA & ETNIK
(Nilai Norma, adat istiadat)
Interaksi manusia sbg mahluk sosial
Pembentukan prilaku seseorang
(karakter,pola fikir & prilaku)
Pendekatan Intervensi Kepw.
(Cultural Nursing Approach)

 Budaya
M’gambarkan sifat non fisik, seperti nilai, keyakinan, sikap ataupun adat istiadat yg disepakati oleh kelp & diwariskan dr satu generasi ke generasi selanjutnya
 Etnik
Rasa identitas diri yg b’kaitan dg kelp kultur scra umum dan warisan budaya.
 Religi
Keyakinan dlm suatu kekuatan, b’sifat KeTuhanan atau diluar kekuatan manusia yg hrs dipatuhi sbg pencipta & pengatur alam semesta

PERAWAT
Ujung Tombak Pelayanan di RS
Pasien dengan pengalaman masa lampau hidupnya
(Field Of Experience)
Internalisasi budaya yg sudah menyatu pd diri pasien
Perawat harus memiliki sifat profesional untuk menghadapi pasien yang bersifat multi kausal
Model Pemenuhan Harapan Pasien (Kebt. Maslow)

Kepw. Transkultural (Transkultural Nursing)
• Trans > ALUR PERPINDAHAN
• Culture > BUDAYA
• TRANSKULTURAL > Lintas budaya yg mempunyai Efek, bahwa budaya yang satu mempengaruhi budaya yg lain

Kepw. Transkultural
Merp. Suatu area kajian ilmiah yg berkaitan dg perbedaan maupun kesamaan nilai-nilai budaya
Mempengaruhi seorang perawat dlm melakukan asuhan kepw kpda pasien/klien

5 hal yg perlu diketahui dan mampu diimplementasikan oleh seorang perawat :
1. Menilai keragaman budaya
2. Mempunyai kapasitas untuk meng-assesment budaya
3. Menyadari bahwa budaya bersifat dinamis dan inherent dlm terjadinya budaya
4. Mengetahui pengetahuan kebudayaan yg sudah dilembagakan
5. Mempunyai adaptasi yg terus menerus dikembangkan dlm upaya merefleksikan dan memahami keanekaragaman budaya
FENOMENA BUDAYA
Selain konsistensi warisan budaya, ada 6 fenomena cultural yg diidentifikasi oleh Ginger & Davidhizar (1995) :
1. Kontrol Lingkungan
Mengacu pd kemampuan dr anggota kelp kultural ttt untuk merencanakan aktivitas yg mengontrol sifat dan faktor lingk langsung
Ex : System keyakinan tradisional ttg kesehatan & penyakit, praktik pengobatan tradisional
2. Variasi Biologis
 Struktur dan bentuk tubuh
 Warna kulit
 Variasi enzimatik dan genetik
 Kerentanan terhadap penyakit
 Variasi nutrisi
3. Organisasi Sosial
Lingk. Sosial memainkan peranan penting dlm P’kembangan & p’bentukan identitas
4. Komunikasi
Perbedaan komunikasi ditunjukkan dg adanya perbedaan bahasa,ataupun prilaku non verbal
5. Ruang
Ruang personal mencakup perilaku individu dan sikap yg ditunjukkan pd ruang disekitar mereka.
Teritorialitas adl suatu sikap yg ditunjukkan pd suatu area sso yg diklaim & dipertahankan/bereaksi scra emosional ketika orla memasuki area tersebut
6. Waktu
Orientasi waktu beragam diantara kultur yg berbeda
PRAKTIK TRADISIONAL
1. Pengobatan rakyat alamiah
Teknik pengobatan yg dilakukan ol masyarakat dg menggunakan bahan alamiah (herbal/tumbuhan), mineral maupun substansi hewan
1. Pengobatan rakyat magisoreligius
Menggunakan kata-kata yg ramah, suci & tindakan suci untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit
Ex : Penggunaan jimat
4 Kemampuan yg hrs dimiliki ol perawat sbg provider dlm implementasi askep:
1. Mempunyai kapabilitas m’hadapi tantangan langsung yaitu perbedaan dari klien yg b’beda suku dan ras
2. Mempunyai kemampuan komunikasi dlm m’hadapi klien yg beraneka ragam latar budayanya
3. Mempunyai kapabilitas dlm bidang etichs
4. Mempunyai kapabilitas dlm menumbuhkan kepercayaan

Implementasi dlm Asuhan Keperawatan
• Tahap Pengkajian (Anamnesa)
• Interaksi antara perawat & pasien (Pemberian ASKEP)
• Transkultural Nursing Process

Transkultural Nursing Process
Interaksi Cooperative pd tahap pengkajian
Perawat hrs mampu menciptakan rasa nyaman dan kepercayaan
Pasien b’sedia un berkolaborasi dg perawat
Terjadi proses asimilasi lintas budaya antara pasien & perawat
(Transkultural Nursing Process)
M’hasilkan nilai-nilai baru yg mjdi milik pasien/klien dan perawat


Tantangan bagi profesi keperawatan m’hadapi Transkultural Nursing :
1. Tenaga perawat harus mengerti, dan memahami Transkultural Nursing
2. Transkultural Nursing sebagai kesatuan integral dlm setiap intervensi dan setiap tenaga peramedis diharapkan mempunyai kompetensi
3. Setiap lembaga pendidikan tenaga paramedis hendaknya memberikan kompetensi transkultural nursing kpd mahasiswa
4. Pengetahuan dan penelitian ttg transkultural nursing terus menerus dilakukan dlm praktik/pely
5. Dilahan praktik/pely perlu adanya pendamping yg mengerti transkultural nursing

DINAMIKA KELOMPOK

HIPOTESA PEMBENTUKAN KELOMPOK
Hipotesis I
 Seseorang menggabungkan diri didalam kelompok dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan individualnya
Hipotesa II
 Dekatnya (proximity),kontak dan interaksi memberikan kepada inividu untuk menemukan kebutuhan untuk kepuasan yang dicapai melalui afiliasi dengan orang lain
Hipotesa III
 Individu berkeinginan untuk berafiliasi dengan orang lain yang berkemampuan sama atau Lebih
Hipotesa IV
 Seseorang akan menggabungkan diri didalam kelompok, apabila ia menilai baik tujuan dari kelompok
Hipotesa V
 Ada kebutuhan untuk berafiliasi yang menyebabkan keanggotaan didalam kelompok memberikan suatu imbalan
Hipotesa VI
 Seseorang akan menggabungkan diri didalam kelompok apabila ia menilai atau menerima atau merasa ini sebagaisuatu yang memenuhi kebutuhan atau memberi kepuasan diluar kelompok
Hipotesa VII
 Koalisis terbentuk didalam situasi dimana 2 orang atau lebihmencapai imbalan yang lebih besar melalui kerjasama, daripada kerja sendiri –sendiri

PENGERTIAN
Banyak ahli membuat kajian ttg kelp baik ditinjau dari pndangan sosiologi,psikologi social,maupun dari teori – teori komunikasi, diantaranya adalah :
 Menurut Fiedler, KELOMPOK adalah serangkaian individu yang mempunyai persamaan – persamaan yang saling berdekatan dan saling terlibat dalam suatu tugas bersama anggota – anggota kelompok merasa saling tergantung dalam mencapai tujuan bersama
 Menurut Stogdil: kelompok dapat dianggap sebagai system terbuka yang berinteraksi dimana kegiatan menentukan struktur dari system dan interaksi yang terus menerus mempunyai pengaruh terhadap identitas system.
 Menurut Edgar Schein, kelompok adalah sejumlah orang / kumpulan orang yang mengadakan interaksi satu dengan yang lain, yang secara sadar mengakui keberadaan orang lain & menganggap diri mereka sebagai kelompok
 Mills, menyebutkan bahwa Kelompok kecil adalah unit yang terdiri dari dua orang atau lebih yang saling berhubungan untuk suatu kegunaan & menilai hubungan bermanfaat
 Shaver : Kelompok social adalah kumpulan yang mempunyai implikasi psikologik kepada individu / perorangan berdasarkan kepada kesadaran seseorang terhadap anggota kelompok lain,kenggotaanya didalamkelompok dan kemanfaatan emosional dari kelompok

KELOMPOK
Kumpulan orang – orang berinteraksi satu dengan lainnya secara teratur untuk masa tertentu dan merasa bahwa mereka saling tergantung demi mencapai tujuan
KARAKTERISTIK KELOMPOK
Beberapa ahli mengatakan bahwa dalam suatu kelompok terdapat ciri – ciri, yaitu :
1. Terdiri dari 2 orang atau lebih
2. Adanya interaksi yang terus menerus
3. Adanya pengembangan identitas kelompok
4. Adanya norma – norma kelompok
5. Adanya diferensiasi peran
6. Peran yang saling tergantung
7. Produktivitas bertambah atau meningkat
8. Saling membagi tujuan yang sama

Proses Terjadinya Kelompok: -Perasaan –Motivasi –Tujuan –Interaksi –pembentukan
Macam2 bentuk kelompok

1. Kelompok Formal dan Informal
 Kelompok Formal
Ditandai dg peraturan/anggaran dasar dan anggaran rumah tangga dan pembagian tugas yang jelas
Ex : Partai Politik, Koperasi

 Kelompok Informal
Tidak didukung oleh peraturan/anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yang ada. Sifatnya berdasarkan kekeluargaan dengan perasaan simpatik. (Ex : Kelp Arisan)

2. kelompok terbuka dan tertutup
* Kelompok terbuka adalah suatu kelompok yang secara tetap mempunyai rasa tanggap akan perubahan dan pembaharuan
* Kelompok tertutup adalah suatu kelompok yang kecil kemungkinannya untuk menerima perubahan dan pembaharuan atau memiliki kecenderungan untuk tetap menjaga kestabilan yang telah ada.

3. Kelompok primer dan Sekunder
1. Kelompok Primer
Merp kelompok sosial dimana interaksi sosial terjadi yg anggotanya saling mengenal dekat & memiiki hubungan yg erat dlm kehidupan (Ex : keluarga, rukun tetangga, kelp diskusi, kelp agama dll)

2. Kelompok sekunder:
Terjadi apabila interaksi sosial dilakukan secara tidak langsung, berjauhan dan sifatnya kurang kekeluargaan. Hubungan sifatnya lebih objektif.
(Ex : Partai politik, Himpunan serikat pekerja, dll)

FUNGSI KELOMPOK
Fungsi Kelompok dalam organisasi
1. Kelompok sasaran untuk mengerjakan tugas yang kompleks dan saling berkaitan dan sukar dilakukan oleh individu
2. Sarana pencetus gagasan baru pemecahan persoalan dengan tujuan cepat dapat menyebarluaskan informasi
3. Kelompok dapat menjadi penghubung penting dalam fungsi pekerjaan
4. Sebagai mekanisme pemecahan persoalan yang memerlukan informasi dari anggota kelompok
5. Mempermudah pelaksanaan keputusan
6. Sebagai wahana sosialisasi
7.
FUNGSI PSIKOLOGIS INDIVIDU DLM KELOMPOK
1. Kelompok merupakan sarana utama untuk memenuhi kebutuhan sebagai anggota kelompok
Ex: Kebutuhn kasih sayang, dukungan
2. Kelompok merupakan sarana untuk mengurangi rasa cemas, kurang aman, dan ketidakberdayaan
3. Anggota kelompok merupakan mekanisme pemecahan persoalan dan menjelaskan tugas

FUNGSI YG BERHUBUNGAN DGN TUGAS
 Tugas – tugas yang dibebankan kepada kelompok dengan cara bekerjasama, memecahkan bersama akan dapat menyelesaikan tugas – tugas / persoalan dengan lebih baik karena adanya dukungan dan bantuan orang lain

DINAMIKA KELOMPOK
Berasal dari kata dinamika yang artinya: tingkah laku warga yang dapat mempengaruhi tingkah laku warga yang lainnya sehingga terjadi hubungan timbal balik.

 Secara jelas dinamika berarti:
Interaksi atau intyerdependensi antara kelompok yang satu dengan yang lainnya.

 Dinamika kelompok:
Merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologis

FUNGSI DINAMIKA KELOMPOK
1. Antara individu yg satu dg yang lain akan terjadi kerjasama saling membutuhkan, mengingat setiap individu tidak mungkin dpt hidup secara sendiri didalam masyarakat atau dimana ia bertempat tinggal.

1. Lebih memudahkan segala pekerjaan yg membutuhkan pemecahan masalah dpt teratasi, & mengurangi beban pekerjaan yg terlalu besar shg waktu un menyelesaikan pekerjaan dpt diatur secara tepat, efektif dan efisien

1. Akan lebih meningkatkan masyarakat yang demokrasi karena individu satu dengan yang lainnya dapat memberikan masukan atau berinteraksi dengan lainnya dan memiliki peran yang sama dengan masyarakat.
2.
PROSES PENGEMBANGAN KELOMPOK
Suatu kelompok berkembang melalui proses dan tahap – tahap tertentu.Proses perkembangan kelompok menjadi penting dalam membentuk kelompok khusus yang dikenal sebagai tim
Dalam proses perkembangan kelompok melalui tahapan – tahapan sebagai berikut (Tuckman)
1. Forming (pembentukan )
 diawali dg adanya perasaan & persepsi yg sama
 Adanya Motivasi dan penentuan tujuan
 Timbul interaksi
 pembentukan kelp
2. Storming (Badai)
 Perbedaan persepsi
 Konflik antar anggota kelp
 Terjadi tahap penyesuaian
3. Norming ( pembentukan Norma)
 Adanya kesepakatan didalam kelp
 Pembentikan Peraturan dlm kelp
4. Performing (tahapan menjalankan fungsi)
 Penyesuaian demi kepentingan bersama
 Anggota kelp menjalankan fungsinya

Perkembangan Kelompok Dibagi Tiga Tahap
1. Tahap pra afiliasi
 Tahap permulaan diawali perkenalan (sifat dan nilai masing-masing anggota)
2. Tahap fungsional
 Ditandai adanya perasaan senang antara satu dengan yang lain, tercipta homogenitas, kecocokan dan kekompakkan dalam kelompok.
3. Tahap disolusi
 Terjadi apabila keanggotaan kelompok sudah mempunyai rasa tidak membutuhkan lagi dalam kelompok, tidak tercipta kekompakkan karena perbedaan pola sehingga percampuran yang harmonis tidak terwujud ® bubar

Keunggulan & Kekompakan Dlm Kelompok
Menghambat
 Waktu penugasan
 Tempat atau jarak anggota yang berjauhan dapat mempengaruhi kualitas/kuantitas pertemuan.
Memperlancar
 Keterbukaan antar anggota
 Kemauan untuk mengutamakan kepentingan kelompok
 Kemampuan scra emosional dlm mengungkapkan pengalaman, pengetahuan dan kemauan tanpa meninggalkan kaidah dan norma yang disepakati.

INDIKATOR UNTUK MENGUKUR TINGKAT PERKEMBANGAN KELOMPOK
1. Adaptasi
 Setiap individu terbuka untuk memberi dan menerima informasi yang baru.
 Setiap kelompok tetap selalu terbuka untuk menerima peran baru sesuai dengan hasil dinamika kelompok.
 Proses adaptasi berjalan baik ditandai dengan kelenturan setiap anggota untuk menerima ide, pandangan, norma dan kepercayaan anggota kelompok lain tanpa merasa integritasnya terganggu.
2. Pencapaian tujuan
 Setiap anggota kelompok mampu menunda kepuasan dan melepaskan ikatan dalam rangka mencapai tujuan bersama, mampu membina dan memperluas pola, serta individu mampu terlibat secara emosional untuk mengungkapkan pengalaman, pengetahuan dan kemampuannya.
3. Komunikasi dalam kelompok.
Komunikasi sangat efektif dalam kelompok karena dapat ditemui kecepatan, penampilan, keakuratan , kepuasan kerja, kelenturan dan keaktifan komunikasi setiap anggota kelompok.

KEKUATAN DALAM KELOMPOK
Suatu aspek yang memegang peranan penting dalam proses perkembangan kelompok adalah kekuasaan/power yang merupakan kemampuan untuk melakukan tindakan yang menyangkut hubungan dengan orang lain.

 Power ini dapat berupa unsur senioritas, kepintaran, kekayaan,kepangkatan,kekuatan dll.
 Kekuasaan dalam kelompok dapat berbentuk :
1. Kekuasaan secara menyeluruh
2. Kekuasaan kelompok kelompok kecil dalam satu tim
3. Kekuasaan individu dalam kelompok

UPAYA PENGEMBANGAN KELOMPOK
Dalam mengembangkan suatu kelompok maka anggota kelp perlu:
1. Menyadari adanya kekuatan, mengerti dan mau menerima serta siap menggunakannya.
2. Mengetahui dimana kekuatan itu berada, siapa yang memiliki,bagaimana ia menggunakannya
3. Menilai penggunaan kekuatan dihubungkan dengan tugas – tugas kelompok, apakah memberikan pengaruh positif or negativ thd pencapaian tujuan
4. Mengetahui cara mengubahnya, kalau ternyata power itu merusak atau konstruktif

CARA2 MENGIDENTIFIKASI KELOMPOK
1. Berdasarkan persepsi
2. Berdasarkan motivasi
3. Berdasarkan Tujuan
4. Berdasarkan organisasi
5. Berdasarkan interdependensi
6. Berdasarkan interaksi

PERTUMBUHAN KELOMPOK U/ ANGGOTA KELUARGA SECARA INDIVIDUAL
1. adaptasi
2. Pencapaian tujuan
3. Integrasi
4. Membina dan memperluas pola

KARAKTERISTIK KELOMPOK YG EFEKTIF
1. Suasana (atmosfer)
2. Rasa aman (the ruduction)
3. Kepemimpinan yang bergilir (distribusi leadership)
4. Perumusan tujuan (goal Formulation)
5. Fleksibiliti (Fleksibilitas)
6. Mufakat
7. Kesadaran berkelompok
8. Evaluasi yang kontinu

KRITERIA TIM YG EFEKTIF (MC.GREGOR)
1. Understanding
2. Komunikasi terbuka
3. Saling percaya
4. Saling membantu
5. Menengahi perbedaan – perbedaan
6. Menggunakan tim secara selektif
7. Keterampilan kelompok yang teapat
8. Kepemimpinan

MENGHIDUPKAN KEGIATAN KELOMPOK
Kerjasama, saling percaya,dan rasa saling memiliki,keadilan dan saling hormat menghormati adalah kunci kegiatan kelompok,
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam menghidupkan kelompok adalah :
1. Pemahaman yang jelas mengenai latar belakang tujuan pembentukan kelompok
2. Pemahaman yang jelas tentang sifat kegiatan kelompok
3. Memiliki perfektif yang luas tentang kedudukan kelompok serta dukungan & bimbingan dari pihak terkait

KETERAMPILAN U/ MEMBINA KELOMPOK
Keterampilan untuk membina kelompok agar dapat berfungsi dan efektif dapat dilakukan dengan cara :
1. Mendengar (Listening)
2. Mengatakan dan menanggapi perasaan
3. Menghormati norma – norma kelompok yang telah dibina sejak kelompok terbentuk
4. Memberi dukungan
5. Membangun ide – ide orang lain
6. Memberikan dorongan pada anggota kelompok
7. Meninjau proses

PENTINGNYA DINAMIKA KELOMPOK DLM KEPERAWATAN
1. Profesi perawat merupakan bagian dari profesi kesehatan yg anggotanya terdiri dari perawat dimana terjadi satu ikatan profesi yg mempunyai tujuan untuk kepentingan yg sama dalam bidang keperawatan .
2. Profesi perawat terbentuk dari adanya suatu kelompok-kelompok perawat yg mempunyai tradisi, norma, prosedur dan terjadi aktifitas yg sama dalam menjalankan tugas sebagaimana seorang perawat.
3. Terbentuknya kelompok karena adanya partisipasi dari anggota yang mempunyai motivasi dan tujuan dari masing-masing anggota.
4. Setiap anggota saling tergantung satu dg yang lain karena saling memerlukan bantuan.

KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT


Ilmu Keperawatan

Peran serta Masyarakat Kesehatan Masyarakat

Tiga komponen dasar ilmu Keperawatan Kesehatan Masyarakat

Konsep keperawatan dikarakteristikan oleh 4 konsep pokok yaitu:
1. Manusia
2. Kesehatan
3. Keperawatan
4. Lingkungan
Paradigma Keperawatan
1. Konsep Manusia
Manusia adalah makhluk bio-psiko-sosial dan spiritual yang utuh dan unik, dalam arti merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani dan unik karena mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai dengan tingkat perkembangannya. (Konsorsium Ilmu kesehatan, 1992)
Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan. Sebagai sasaran praktek keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat.
a. Individu sebagai klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
b. Keluarga sebagai klien
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.
Beberapa alasan yang menyebabkan keluarga merupakan salah satu focus pelayanan keperawatan yaitu:
1) Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat
2) Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, memperbaiki atau mengabaikan maslah kesehatan dalam kelompoknya sendiri. Hampir setiap masalah kesehatan mulai dari awal sampai pada penyelesaiannya akan dipengaruhi keluarga. Keluarga mempunyai peran utama dalam pemeliharaan kesehatan seluruh anggota keluarga.
3) Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan. Penyakit pada salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga tersebut. Peran dari anggota-anggota keluarga akan mengalami perubahan, bila salah satu angota menderita sakit. Disisi lain status kesehatan dari klien juga sebagian akan ditentkan oleh kondisi keluarganya.
4) Dalam merawat
c. Masyarakat sebagai klien
Kesatuan hidup manusia yang brinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tetentu yang bersifat terus menerus dan terikat oleh suatu indentitas bersama
Ciri-ciri:
1) Interaksi antar warga
2) diatur oleh adat istiadat, norma, hukum dan peraturan yang khas
3) Suatu komuniatas dalam waktu
4) identitas yang kuat mengikat semua warga
2. Kesehatan
Sehat didefinisikan sebagai kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif (Parson).
Kesehatan adalah proses yang berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif dan produktif (Paplau).
Menurut HL Bloom ada 4 faktor yang mempengaruhi kesehatan
1) Keturunan
2) Perilaku
3) Pelayanan kesehatan
4) Lingkungan
Sehat merupakan tujuan dalam pemberian pelayanan keperawatan , dimana kondisi sehat-sakit berada dalam suatu rentang dari kondisi sehat optimal sampai dengan status kesehatan yang terendah yaitu kematian dan kondisi normal berada di tengah.
3. Keperawatan
Pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu, keluarga , kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal.
Keperwatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia.
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental, keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama (Primary Health care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan wewenang, tanggung jawab serta etika profesi keperawatan.
Sebagai suatu profesi, keperawatan memiliki falsafah yang bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan. Pertama, Keperawatan menganut pandangan yang holistic terhadap manusia yaitu keutuhan sebagai makhluk bio-psiko-sosial-spiritual. Kedua, kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistic dalam arti menghargai dan menghormati martabat manusia, memberi perhatian kepada klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi semua manusia. Ketiga, keperawatan bersifat universal dalam arti tidak membedakan atas ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etnik, agama, aliran politik dan status ekonomi social. Keempat, keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan serta yang kelima, keperawatan menganggap klien sebagai partne aktif dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien dalam pemberian asuhan keperawatan.
4. Lingkungan
Lingkungan dalam paradigma keperawatan berfokus pada lingkungan masyarakat, dimana lingkungan dapat mempengaruhi status kesehatan manusia. Lingkungan di sini meliputi lingkungan fisik, psikologis, social budaya dan lingkungan spiritual. Untuk memahami hubungan lingkungan dengan kesehatan masyarakat (individu, keluarga, kelompok dan masyarakat) dapat digunakan model segitiga agen-hospes-lingkungan atau agent-host-environment triangle model yang dikemukakan oleh Leavelll,(1965), dimana ketiga komponen saling berhubungan dan dapat berpengaruh terhadap status kesehatan penduduk.

KONSEP DIRI

Faktor-faktor yg M’pengaruhi
1.Perkembangan Konsep Diri :
• Teori Perkembangan
• KD berkembang scra bertahap sejak lahir
• Berkembang melalui
- Bahasa
- Hub interpersonal dan pengalaman budaya
- Aktualisasi diri

2. Significan Other’s (Orang yg paling dekat)
• Dipelajari melalui kontak & pengalaman dg orang lain
• Pandangan diri merp interpretasi dr pandangan orang lain thd diri
“ Belajar diri sendiri melalui cermin orang lain”

3. Self Perception (Persepsi diri sendiri)
• Persepsi individu terhadap diri sendiri
• Persepsi individu thd pengalaman akan situasi ttt

PENGERTIAN
• Ad/ semua ide, nilai, perasaan, pikiran/pandangan dan keyakinan yg kuat tentang diri sendiri yg mempengruhi hub dg orang lain
• Pandangan inividu thd dirinya :
– Kemampuan
– Hubungan dg orang lain
– Harapan/tujuan/cita-cita
– Pengalaman

• Pandangan diri & pengalaman positif  KD +
• Ciri-ciri KD positif :
 Kemampuan interpersonal, intelekual dan penguasaan lingkungan berfungsi efektif
• Ciri-ciri KD negatif
 Penyesuaian diri dan sosial terganggu

• Rentang Respon Konsep Diri :
Adaptif Mal Adaptif

Aktualisasi KD + HDR Identitas kacau Depersonalisasi



Komponen Konsep Diri
• Gambaran diri
• Ideal Diri
• Harga Diri
• Penampilan Peran
• Identitas Personal


GAMBARAN DIRI
• Ad/ sikap, persepsi, keyakinan & pengetahuan individu secara sadar atau tidak sadar terhadap tubuhnya (ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan)
• Perkembangan gambaran diri :
– Individu menerima reaksi dr luar tg dirinya
– Gambaran diri berkembang sesuai dg proses tumbang


Gangguan Gambaran Diri
• Ad/ Perubahan persepsi ttg tubuh yg diakibatkan oleh perubahan ukuran, bentuk, struktur, fungsi keterbatasan, makna dan atau objek yg sering kontak dg tubuh
• Faktor2 yg mempengaruhi:
– Operasi (mastektomi, amputasi, dll)
– Kegagalan fungsi tubuh (bisu, tuli, dll)
– Waham yg terkait dg bentuk & fungsi tubuh
– Perubahan tubuh terkait dg tumbang
– Umpan balik interpersonal yg negatif
– Standar sosial budaya (langsing, tinggi, dll)


Perubahan gambaran diri :
Syok Psikologis
Menarik Diri
Penerimaan/Pengakuan
Integrasi
Psikososial Aspek

Respon Maladaptif thd Gangg Gambaran Diri :
• Menolak untuk melihat & menyentuh bagian tubuh yg berubah
• Tidak dapat menerima perubahan struktur dan fungsi
• Mengurangi kontak sosial : menarik diri
• Pre Okupasi dg bagian tubuh yg hilang
• Mengungkapkan keputusasaan
• Mengungkapkan ketakutan ditolak
• Depersonalisasi


IDEAL DIRI
• AD/ Persepsi individu ttg bagaimana ia harus berprilaku berdasarkan bbrp standar personal
• Standar personal ad/ gambaran individu yg disukai atau bbrp aspirasi, tujuan atau nilai yg ingin dicapai
• Perkembangan ideal diri :
 berkembang sejak masa kanak2, dipengaruhi: orang terdekat/penting, tunutan prestasi/pencapaian


Faktor – Faktor yg mempengaruhi Ideal Diri :
• Orang tua
• Guru
• Teman sebaya
• Sosial budaya
• Ambisi & keinginan un sukses
• Kebutuhan yg realistis
• Kebahagian dlm menghindari kegagalan
• Perasaan cemas dan rendah diri

• Ideal diri positif :
lebih tinggi dr pencapaian saat ini
jelas & realistis

• Ideal diri negatif :
 Terlalu tinggi shg sukar untuk dicapai
 Samar/ tidak jelas
 Menuntut

Gangguan Idela diri  Ggn Konsep diri : HDR

Ideal diri terpenuhi  Harga diri Tinggi

HARGA DIRI
• Ad/ penilaian individu ttg pencapian diri dg menganalisa sejauh mana perilaku memenuhi atau mencapai ideal diri
• Harga diri berkembang didasarkan pd penerimaan, penghargaan, pujian
• Harga diri berkembang dari 2 sumber, yaitu :
– Diri sendiri (mel. Self reinforcemen, tidak mengecilkan diri, merasa puas & dicintai
– Orang lain (dicintai, dihargai dan diperhatikan)


Gangguan Harga Diri/ Harga Diri Rendah
• Digambarkan sbg perasaan negatif thd diri sendiri termasuk hilangnya percaya diri & harga diri
• Harga diri rendah dapat terjadi secara situsional (trauma atau kronis)
Faktor yg mempengaruhi Harga Diri:
• Perkembangan individu
• Ideal diri yg tidak realistis
• Gangguan fisik dan mental
• Sistem keluarga yg tidak berfungsi
• Pengalaman traumatic yg berulang (aniaya fisik, emosi, seksual)


Stressor yg dapat mengganggu HD :
• Penolakan orang tua
• Penghargaan yg kurang
• Pola asuh yg kurang sehat
• Persaingan antar saudara
• Kesalahan atau kegagalan yg berulang
• Standar diri yang tidak tercapai


Tanda-tanda Harga Diri Rendah :
• Mengejek dan mengkritik diri sendiri
• Merendahkan/mengurangi martabat
• Rasa bersalah dab khawatir
• Manifestasi fisik
• Gangguan berhubungan
• Menarik diri dari realitas
• Merusak diri
• Merusak atau melukai orang lain


Perilaku yg berhubungan dg HDR :
• Mengkritik diri sendiri
• Produktivitas menurun
• Destruktif pada diri sendiri
• Perasaan tidak mampu
• Perasaan bersalah
• Irritabel atau mudah marah
• Sikap negatif thd diri sendiri
• Pesimis
• Cemas dan takut


PENAMPILAN PERAN
• Ad/ seperangkat perilaku yg diharapkan secara sosial berhubungan dg fungsi individu di berbagai kelompok sosial
• Faktor2 yg mempengaruhi penyesuaian thd peran
– Penjelasan prilaku yg sesuai dg perannya serta pengetahuan yg spesifik ttg peran yg diharapkan
– Konsistensi respon orang yg berarti/dekat pd perannya
– Keselarasan budaya & harapannya thd perilaku peran
– Pemisahan situasi yg dpt menciptakan ketidakselarasan peran
– Kecocokan dan keseimbangan dari berbagai peran


Gangguan penampian peran :
• Ad/ rusaknya fungsi peran yg dapat disebabkan oleh penyakit, proses menua atau kematian pasangan, keterbukaan interpersonal dan sosial, tidak adanya model, latar budaya yg berbeda


• Penyebab :
– Konflik peran interpersonal
– Contoh peran yg tidak adekuat
– Kehilangan hub yg penting
– Perubahan peran seksual
– Keragu-raguan peran
– Perubahan kemampuan fisik
– Kurangnya kejelasan peran
– Ketergantungan obat
– Kurangnya ketramplan sosial
– Perbedaan budaya
– HDR
– Konflik antar peran yg sekaligus diperankan


Tanda & gejala ggn penampilan peran
• Mengunkapkan ketidakpuasan perannya atau kemampuan penampilan peran
• Mengingkari atau menghindari peran
• Kegagalan transisi peran
• Ketegangan peran
• Kemunduran pola tanggung jawab yg biasa d peran


IDENTITAS PERSONAL
• Ad/ Kesadaran akan keunikan diri sendiri yg bersumber dari penilaian dan observasi diri sendiri
• Perasaan kuat akan identitas di tandai dg :
– Memandang dirinya secara unik
– Merasakan dirinya beda dg orang lain
– Memiliki otonomi, menghargai diri sendiri, percaya diri, mengontrol diri
– Mempunyai persepsi ttg gambaran diri, peran dan konsep diri


Karakteristik identitas :
• Individu mengenal dirinya sebagai mahluk yg terpisah dan berbeda dg yang lain
• Individu mengakui/menyadari jenis seksualnya
• Individu mengetahui & menghargai berbagai aspek ttg peran, nilai, prilaku scra harmonis
• Individu mengakui dan menghargai diri sendiri seseuai dg penghargaan lingkungan sosialnya
• Individu sadar akan hubungan masa lalu, masa ini dan yang akan datang
• Individu mempunyai tujuan yg dapat dcapai dan direalisasikan

Gangguan Identitas
• Terjadi melalui bbrp cara yg semuanya menggambarkan kekaburan dan tidak konsisten dlm memandang diri sendiri.
• Kekaburan tampak pd nilai, tujuan, & keyakinan
• Faktor yg mempengaruhi :
– Hubungan interpersonal (orang tua & teman sebaya)
– Perkembangan (pola asuh yg tidak konsisten, penganiayaan, ketidak pedulian)
– Gangguan Jiwa


Perilaku yg berhubungan dengan identitas kabur :
• Kode moral tidak dilakukan
• Eksploitasi hubungan interpersonal
• Perasaan kosong
• Kacau identitas sosial
• Kecemasan yg tinggi
• Tidak mampu berempati dg orang lain
• Kecintaan pada diri sendiri yg patologis
• Masalah dlm hubungan intim
• Ideal diri yg tidak realistis

KONSEP KEHILANGAN
LOSS (KEHILANGAN)
Situasi aktual/potensial dimana seseorang atau objek yang dihargai tidak dapat dicapai atau diganti Dirasakan tidak berharga seperti semula
 Suatu kondisi dimana seseorang mengalami suatu kekurangan/ tidak ada dari sesuatu yang dulunya ada.
 Kehilangan berpengaruh pada perkembangan individu
”Parts of being mature”
Terjadinya :Kapan saja / Secara tiba-tiba / Berangsur-angsur / Dapat at tidak dapat diramalkan / Traumatik at sedang
Sumber kehilangan:
1. Salah satu aspek-aspek diri:
 Gangguan tubuh
 Fungsi fisiologi organ
 ”kelengkapan” psikologi
 Hasil tumbang
2. Objek eksternal
 Benda mati
 Benda hidup: hewan atau tumbuhan
3. Lingkungan yang bisa dikenal
 Lingkungan fisik (termasuk orang)
4. Orang yang dicintai / dihormati
 Sementara
 Menetap

tipe kehilangan
Aktual/ physical (nyata)
mudah dikenal/ diidentifikasi oleh orang lain amputasi, tempat tinggal, PHK dll
Dirasakan/ psikologis
Tidak dapat dilihat/ namun dialami seseorang
Anticipatory
Perilakunya seperti orang kehilangan/ duka walaupun belum terjadi keluarga yang sakitnya
Terminal
Usia dan Dampak Dari Kehilangan
1. Masa kanak-kanak
1 Mengancam kemampuan anak untuk berkembang
1 Regresi
1 Merasa takut, ditinggalkan/ dibiarkan kesepian
2. Masa Remaja
1 Kehilangan merupakan pengalaman sebagai bagian dari perkembangan yang normal/ wajar
3. Masa Dewasa
1 Kehilangan akibat kematian pasangan merupakan masalah kesehatan
1 Kematian pasangan merupakan pukulan

REAKSI KEHILANGAN
1. Repudiasi/ penolakan
menolak untuk mengenal bahwa kehilangan telah terjadi.
Reaksi :
• Pingsan
• Keringat banyak
• Sulit tidur
• Menangis
• Bengong
• Intelektualisasi
2. Recognition/ mengenal
• Menyadari realitas dari kehilangan
• Kemarahan diri sendiri/ orang lain
• Menarik diri, menolak makan
3. Reconsilidasi/ pemulihan
Reorganisasi individu individu terhadap kehilangan
Pernyataan “Kadang-kadang saya kehilangan suami saya,
tapi saya merasa lega karena ia tidak menderita lagi”

Dalam menghadapi kehilangan, individu dipengaruhi oleh :
 Tahap perkembangan
 Kekuatan dalam dirinya
 Support system
Grieving (Berduka)
Reaksi emosi terhadap kehilangan, biasanya akibat perpisahan , dimanifestasikan dalam perilaku, perasaan & pikiran.
Mourning (Berkabung)
Periode penerimaan terhadap kehilangan & terjadi selama individu dlm masa kehilangan, sering dipengaruhi oleh kebud & kebiasaan.
Reaksi Berduka
1. Menolak & Isolasi
Respon:
• Tdk percaya
• Tdk siap
• Memperhatikan
• kegembiraan yg dibuat-buat
• 2. Marah
Respon:
- Marah dg orla untuk hal yg sepele(sensitif)
3. Tawar menawar
Respon:
• Tawar-menawar terhadap kehilangan
• Mengekspresikan
• rasa bersalah,takut
• terhadap rasa dosanya
• baik nyata ataupun
• imaginasi

4. Depresi
Respon:
• Rasa berduka terhadap apa yang terjadi
• Kadang bicara bebas atau menarik diri
5. Penerimaan
Respon:
• Penurunan intres terhadap lingkungan sekitar dan support
• Berkeinginan untuk membuat rencana


Assessment
1. Tahap perkembangan
• Persepsi tentang kehilangan
• Efek kehilangan : regresi
2. Kebudayaan/ kebiasaan: Physical & emosional
3. Kepercayaan/ spiritual
4. Kondisi sosial ekonomi sebagai support system
5. Penyebab kehilangan
6. Tanda-tanda klinis
• Somatik distress
• Rasa sesak
• Sering mengeluh
• Merasa lemah
7. Kondisi psikologi
• Tdk mengetahui & memahami kondisi yg terjd (terminal)
• Menghindari pembicaraan/diskusi ttg prognosis/ kondisi peny
Planning
Tujuan:
1. Mampu mengenal seseorang atau obyek yg hilang tanpa merasa sedih mendalam
2. Terlepas dari ikatan emosi dengan orang yg sudah meninggal
3. Menyesuaikan diri dg perubahan lingkungan yg terjadi
4. Mampu menjalin hubungan baru
5. Merasa Comfortable dg kenangan orang yg telah meninggal: baik/ buruk
Nursing Diagnosis
1. Disfungsional Grieving
Individu tdk dapat mengekspresikan rasa berdukanya secara normal
2. Impairet Adjustment
Individu tidak dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan status kesehatan
3. Social Isolation
Individu menarik diri dari lingkungan atau trauma yg dialaminya.
Intervensi
1. Berikan kesempatan pada individu untuk mengungkapkan perasaannya.
2. Kenali dan terima berbagai emosi yang diekspresikan klien atau keluarga akibat kehilangan yg dialami
3. Berikan support agar individu atau keluarga mengekpresikan perasaan-perasaan yg sulit.
4. Sertakan juga anak-anak dalam proses
5. Anjurkan individu atau keluarga untuk mempertahankan/ tetap berhubungan dengan orla.
Evaluasi
Outcome Criteria
1. Secara verbal mengemukakan perasaannya: sadness, anger, sorrow
2. Secara verbal memahami mengapa harus mengekspresikan perasaannya
3. Dapat menyimpulkan pentingnya aktivitas yg biasa dijalaninya
4. Membina hubungan baru dg orla.


KONSEP SEHAT-SAKIT
A. PENDAHULUAN
Pada masa lalu, sebagian besar individu dan masyarakat memandang sehat dan sakit sebagai sesuatu Hitam atau Putih. Dimana kesehatan merupakan kondisi kebalikan dari penyakit atau kondisi yang terbebas dari penyakit. Anggapan atau sikap yang sederhana ini tentu dapat diterapkan dengan mudah; akan tetapi mengabaikan adanya rentang sehat-sakit.
Pendekatan yang digunakan pada abad ke-21, sehat dipandang dengan perspektif yang lebih luas. Luasnya aspek itu meliputi rasa memiliki kekua¬saan, hubungan kasih sayang, semangat hidup, jaringan dukungan sosial yang kuat, rasa berarti dalam hidup, atau tingkat kemandirian tertentu (Haber, 1994).
B. DEFINISI SEHAT
Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual.
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).
Definisi WHO tentang sehat mempunyui karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang po¬sitif (Edelman dan Mandle. 1994):
1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi ling¬kungan internal dan eksternal.
3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.
Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektua, spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya.
B. MODEL SEHAT SAKIT
1. Model Rentang Sehat-Sakit (Neuman)
Menurut Neuman (1990): ”sehat dalam suatu rentang merupakan tingkat kesejahteraan klien pada waktu tertentu , yang terdapat dalam rentang dan kondisi sejahtera yang optimal , dengan energi yang paling maksimum, sampai kondisi kematian yang menandakan habisnya energi total”
Jadi menurut model ini sehat adalah keadaan dinamis yang berubah secara terus menerus sesuai dengan adaptasi individu terhadap berbagai perubahan pada lingkungan internal dan eksternalnya untuk mempertahankan keadaan fisik, emosional, inteletual, sosial, perkembangan, dan spiritual yang sehat.
Sedangkan Sakit merupakan proses dimana fungsi individu dalam satu atau lebih dimensi yang ada mengalami perubahan atau penurunan bila dibandingkan dengan kondisi individu sebelumnya.
Karena sehat dan sakit merupakan kualitas yang relatif dan mempunyai tingkatan sehingga akan lebih akurat jika ditentukan seseuai titik-titik tertentu pada skala Rentang Sehat-Sakit.
Dengan model ini perawat dapat menentukan tingkat kesehatan klien sesuai dengan rentang sehat-sakitnya. Sehingga faktor resiko klien yang merupakan merupakan faktor yang penting untuk diperhatikan dalam mengidentifikasi tingkat kesehatan klien. Faktor-faktor resiko itu meliputi variabel genetik dan psikologis.
Kekurangan dari model ini adalah sulitnya menentukan tingkat kesehatan klien sesuai dengan titik tertentu yang ada diantara dua titik ekstrim pada rentang itu (Kesejahteraan Tingkat Tinggi – Kematian). Misalnya: apakah seseorang yang mengalami fraktur kaki tapi ia mampu melakukan adaptasi dengan keterbatasan mobilitas, dianggap kurang sehat atau lebih sehat dibandingkan dengan orang yang mempunyai fisik sehat tapi mengalami depresi berat setelah kematian pasangannya.
Model ini efektif jika digunakan untuk membandingkan tingkat kesejahteraan saat ini dengan tingkat kesehatan sebelumnya. Sehingga bermanfaat bagi perawat dalam menentukan tujuan pencapaian tingkat kesehatan yang lebih baik dimasa yang akan datang.
2. Model Kesejahteraan Tingkat Tinggi (Dunn)
Model yang dikembangkan oleh Dunn (1977) ini berorientasi pada cara memaksimalkan potensi sehat pada individu melalui perubahan perilaku.
Pada pendekatn model ini perawat melakukan intervnsi keperawatan yang dapat membantu klien mengubah perilaku tertentu yang mengandung resiko tinggi terhadap kesehatan
Model ini berhasil diterapkan untuk perawatan lansia, dan juga digunakan dalam keperawatan keluarga maupun komunitas.
3. Model Agen-Pejamu-Lingkungan(Leavell at all.)
Menurut pendekatan model ini tingkat sehat dan sakit individu atau kelompok ditentukan oleh hubungan dinamis antara Agen, Pejamu, dan Lingkungan
Agen :Berbagai faktor internal-eksternal yang dengan atau tanpanya dapat menyebabkan terjadinya penyakit atau sakit. Agen ini bisa bersifat biologis, kimia, fisik, mekanis, atau psikososial.
 jadi Agen ini bisa berupa yang merugikan kesehatan (bakteri, stress) atau yang meningkatkan kesehatan (nutrisi, dll).
Pejamu: Sesorang atau sekelompok orang yang rentan terhadap penyakit/sakit tertentu.
Faktor pejamu antara lain: situasi atau kondisi fisik dan psikososoial yang menyebabkan seseorang yang beresiko menjadi sakit.
Misalnya: Riwayat keluarga, usia, gaya hidup dll.
Lingkungan: seluruh faktor yang ada diluar pejamu.
• Lingkungan fisik: tingkat ekonomi, iklim, kondisi tempat tinggal, penerangan, kebisingan
• Lingkungan sosial: Hal-hal yang berkaitan dengan interaksi sosial, misalnys: stress, konflik, kesulitan ekonomi, krisis hidup.
Model ini menyatakan bahwa sehat dan sakit ditentukan oleh interaksi yang dinamis dari ketiga variabel tersebut. Menurut Berne et al (1990) respon dapat meningkatkan kesehatan atau yang dapat merusak kesehatan berasal dari interaksi antara seseorang atau sekelompok orang dengan lingkungannya.
Selain dalam keperawatan komunitas model ini juga dikembangkan dalam teori umum tentang berbagai penyebab penyakit.
4. Model Keyakinan-Kesehatan
Model Keyakinan-Kesehatan menurut Rosenstoch (1974) dan Becker dan Maiman (1975) menyatakan hubungan antara keyakinan seseorang dengan perilaku yang ditampilkan.
Model ini memberikan cara bagaimana klien akan berprilaku sehubungan dengan kesehatan mereka dan bagaimana mereka mematuhi terapi kesehatan yang diberikan.
Terdapat tiga komponen dari model Keyakinan-Kesehatan antara lain:
a. Persepsi Individu tentang kerentanan dirinya terhadap suatu penyakit.
Misal: seorang klien perlu mengenal adanya pernyakit koroner melalui riwayat keluarganya, apalagi kemudian ada keluarganya yang meninggal maka klien mungkin merasakan resiko mengalami penyakit jantung.
b. Persepsi Individu terhadap keseriusan penyakit tertentu.
Dipengaruhi oleh variabel demografi dan sosiopsikologis, perasaan terancam oleh penyakit, anjuran untuk bertindak (misal: kampanye media massa, anjuran keluarga atau dokter dll)
c. Persepsi Individu tentang manfaat yang diperoleh dari tindakan yang diambil.
Seseorang mungkin mengambil tindakan preventif, dengan mengubah gaya hidup, meningkatkan kepatuhan terhadap terapi medis, atau mencari pengobatan medis.
5. Model ini membantu perawat memahami berbagai faktor yang dapat mempengaruhi persepsi, keyakinan, dan perilaku klien, serta membantu perawat membuat rencana perawatan yang paling efektif untuk membantu klien, memelihara dan Model Peningkatan-Kesehatan (Pender)
Dikemukakan oleh Pender (1982,1993,1996) yang dibuat untuk menjadi sebuah model yang menyeimbangkan dengan model perlindungan kesehatan.
Fokus dari model ini adalah menjelaskan alasan keterlibatan klien dalam aktivitas kesehatan (kognitif-persepsi dan faktor pengubah).
mengembalikan kesehatan serta mencegah terjadiny penyakit.
Berdasarkan gambar diatas Model ini dapat:
o Mengidentifikasi berbagai faktor (demografik, sosial) yang dapat meningkatkan atau menurunkan partisifasi untuk meningkatkan kesehatan.
Mengatur berbagai tanda kedalam sebuah pola untuk menjelaskan kemungkinan munculnya partsisipasi klien dalam perilaku peningkatan kesehatan
SAKIT DAN PERILAKU SAKIT
Sakit adalah keadaan dimana fisik, emosional, intelektual, sosial, perkembangan, atau seseorang berkurang atau terganggu, bukan hanya keadaan terjadinya proses penyakit.
Oleh karena itu sakit tidak sama dengan penyakit. Sebagai contoh klien dengan Leukemia yang sedang menjalani pengobatan mungkin akan mampu berfungsi seperti biasanya, sedangkan klien lain dengan kanker payudara yang sedang mempersiapkan diri untuk menjalanaio operasi mungkin akan merasakan akibatnya pada dimensi lain, selain dimensi fisik.
Perilaku sakit merupakan perilaku orang sakit yang meliputi: cara seseorang memantau tubuhnya; mendefinisikan dan menginterpretasikan gejala yang dialami; melakukan upaya penyembuhan; dan penggunaan sistem pelayanan kesehatan.
Seorang individu yang merasa dirinya sedang sakit perilaku sakit bisa berfungsi sebagai mekanisme koping.

Konsep Keluarga Dalam Keperawatan

Definisi
Friedman 1998, Kumpulan 2 orang atau lebih yg hidup bersama dngn keterikatan aturan & emosional serta individu mempunyai peran masing2 yg merupakan bagian dari keluarga.
Sayekti 1994, Suatu ikatan at persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yg berlainan jenis yg hidup bersama atau seorang laki2 at perempuan yg sudah sendiirian dngn at tanpa anak baik anaknya sendiri at adopsi & tinggal dlm sebuah rumah tangga.
UU RI no….thn 1992, unit terkecil dlm masy. Yg terdiri dari suami istri,at suami istri dngn anaknya, at ayah dngn anaknya, at ibu dngn anaknya.
Persamaan : Bahwa dlm keluarga Terdpt ikatan perkawinan & hubungan darah yg tinggal bersama dlm 1 atap (serumah) dgn peran masing2 serta keterikatan emosional.
PP no 21 thn 1994, bahwa keluarga dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah.

Tipe Keluarga :
Tipe Keluarga Tradisional :
Keluarga Inti : terdiri dari ayah, ibu dan anak yg diperoleh dari keturunannya at adopsi at keduanya.
Keluarga Besar : Keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah. (Nenek/kakek,bibi/paman)

Keluarga Non Tradisional :
1. Keluarga bentukan kembali
Keluarga baru yg terbentuk dari pasangan yg telah
Cerai /kehilangan pasangan
2. Orang tua tunggal
Keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua
Dngn anak2 akibat perceraian at ditinggal
Pasangan.
3. Ibu dan anak tanpa perkawinan
4. Orang dewasa (laki2 at perempuan) yg tinggal
Sendiri tanpa pernah menikah.
5. Keluarga dngn anak tanpa nikah sebelumnya.
6. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yg sejenis
Kelamin sama.

STRUKTUR KELUARGA
1. Struktur peran keluarga
Menggambarkan peran masing2 anggota keluarga
Dlm keluarga dan peranannya dilingkungan masy.
Formal dan informal.
2. Nilai dan Norma Keluarga.
Mengambarkan nilai & yg diyakini oleh keluarga
Khususnya dngn kesehatan
3. Pola Komunikasi Keluarga
Bagaimana cara dan pola komunikasi ayah-ibu
Orang tua dngn anak dan keluarga lain.
4. Struktur Kekuatan Keluarga
Menggambarkan kemampuan anggota keluarga
Untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang
Lain untuk mengubah prilaku keluarga yg men-
Dukung kesehatan.

FUNGSI KELUARGA
Friedman,1998 ada 5 fungsi :
-Afektif
-Sosialisasi
-Reproduksi
-Ekonomi
-Perawatan

Perubahan pola hidup Agraris menjadi Industrilisasi, fungsi keluarga dikembangkan menjadi 9 fungsi :
-EKONOMI : Keluarga diharapkan menjadi keluarga yang Produktif, mampu menghasilkan nilai tambah ekonomi dngn memanfaatkan SDM keluarga.
-PENDIDIKAN : Keluarga yg mempunyai peran & tanggungjawab yg besar terhadap pendidikan anak2nya untuk menghidupi kehidupan dewasanya.
-STATUS SOSIAL : Keluarga yg dpt dilihat dikatagorikan strata sosialnya oleh keluarga lain yg berada disekitarnya.
SOSIALISASI : Orang tua at Keluarga diharapkan mampu menciptakan kehidupan sosial yg mirif dngn diluar rumah.
KESEHATAN : Keluarga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan kesehatan yg primer dlm rangka melindungi & pencegahan terhadap penyakit yg mungkin dialami keluarga.
-RELIGIUS : Keluarga merupakan tempat belajar tentang agama & mengamalkan ajarannya.
-REKREASI
-REPRODUKSI : Bukan hanya mengembangkan keturunan, tetapi jg merupakan tempat mengembangkan fungsi reproduksi secara universal : seks yg sehat & berkualitas,pendidikan seks bg anak & yg lainnya.
-AFEKSI : Keluarga merupakan tempat yg utama pemenuhan kebutuhan psikososial sebelum keluarga berada diluar rumah

TUGAS KELUARGA DIBIDANG KESEHATAN
-Mengenal masalah kesehatan keluarga
-Memutuskan tindakan yg tepat bagi keluarga
-Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
-Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
-Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi keluarga.

KELUARGA SEBAGAI SISTEM
• SISTEM : Kumpulan dari beberapa bagian fungsional yg saling berhubungan dan tergantung 1 dngn yang lain dalam waktu tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Alasan Keluarga Disebut Sistem :
1. Keluarga mempunyai sub sistem
Anggota, fungsi, peran, aturan, budaya dan lainnya
Dipelajari & dipertahankan dlm kehidupan
keluarga .
2. Terdapat saling berhubungan dan ketergantungan
antar sub sistem
3. Merupakan bagian/unit terkecil dari masyarakat yg
dpt mempengaruhi supra sistemnya.

KARAKTERISTIK DASAR KELUARGA SEBAGAI SISTEM
-Keluarga sbgai sistem terbuka : suatu sistem yg mempunyai kesempatan & mau menerima at memperhatikan lingkungan masyarakat sekitarnya.
-Keluarga sbgai sistem tertutup : suatu sistem yang kurang mempunyai kesempatan, kurang mau menerima at memberi perhatian kpd lingkungan masyarakat sekitarnya.

DISFUNGSI : Mulusnya at salah arahnya pergerakan suatu fungsi dikeluarga hingga menimbulkan dampak, baik dampak sementara, maupun dampak yang menetap.

DISFUNGSI dalam keluarga yang mengganggu dan terganggu oleh kesehatan :
-Disfungsi Reproduksi
-Disfungsi adaptasi
-Disfungsi Pemenuhan Kebutuhan
-Disfungsi afektif

Petunjuk adanya Disfungsi pada keluarga
-Kegagalan orang tua
-Jenis penyakit anggota keluarga
-Banyak masalah/ kasus pada anggota keluarga
-Prilaku keliru pada anak dan remaja.
(Ian Mc Whinney, 1989)

Tidak ada komentar: